PEDOMAN PENYELENGGARAAN LOMBA BACA PUISI
UNTUK SISWA SD DAN SMP TAHUN 2008
A. Jenis Lomba
Baca Puisi
B. Peserta
SD dan SMP
C. Persyaratan Peserta
1. Lomba bersifat perorangan
2. Peserta lomba adalah siswa/i SD dan SMP yang telah dibuktikan
dengan foto copy raport semester I yang dilegalisir Kepala Sekolah.
3. Setiap Sekolah hanya diperbolehkan mengirimkan 2 orang siswa/i
(1 putra dan 1 putri)
4. Setiap peserta tunduk kepada keputusan penilai.
5. Setiap peserta dikenai uang pendaftaran sebesar Rp. 15.000,-
D. Materi Lomba
1. Materi lomba ditetapkan oleh Panitia
2. Peserta diwajibkan membaca (satu) judul puisi yang telah ditetapkan oleh panitia
E. Komponen Penilaian
1. Penampilan
a. Lebih ditekankan kepada penampilan peserta, apakah tampil dengan santai / wajar, penuh percaya diri, menyakinkan dan mantap.
b. Peserta berpakaian seragam sekolah lengkap.
2. Penguasaan Materi
Peserta harus menguasai isi puisi dan menghayati puisi yang dibawakan. Disamping itu peserta diperbolehkan melakukan improvisasi maupun melakukan penyesuaian fantasi dan imajinasi dalam berintegrasi dengan materi puisi yg dibawakan.
F. Waktu Pelaksanaan
1. Pendaftaran
Pendaftaran dimulai sejak surat pemberitahuan ini kami sampaikan,
sampai dengan surat teknikal meeting.
2. Teknikal Meeting akan dilaksanakan pada :
Hari/Tgl : Senin/10 Maret 2008
Waktu : 14.00 sd selesai
Tempat : Kelas I C / II C SD Kartika II-5
Alamat : Jl. Kapten Piere Tendean No.4 Tanjung Karang Pusat 35116
3. Pelaksanaan Lomba
a. Siswa SD : Hari Rabu, 12 Maret 2008
b. Siswa SMP : Kamis, 13 Maret 2008
b. Waktu : Pukul 07.30 sd Selesai
c. Tempat : Kelas VI G /IV
G. Penghargaan Pemenang
Para pemenang terdiri dari juara I,II,III, dan harapan I,II, dan III Putra
Dan Juara I,II,III dan harapan I,II, dan III Putri.
Para pemenang akan mendapatkan piagam, piala.
H. Pedoman Peserta
1. Peserta adalah mereka yang telah mendaftarkan diri serta memenuhi
ketentuan yang berlaku.
2. Peserta harus mengambil nomor undian pada saat mengikuti
“Technichal Meeting” pada tanggal yang ditentukan oleh panitia.
3. Peserta harus sudah berada di tempat penyelenggaraan selambat-lambatnya
30 menit sebelum acara dimulai dan melaporkan diri pada panitia.
4. Peserta yang tiba gilirannya akan dipanggil akan sesuai dengan
nomor undian peserta.
5. Peserta diwajibkan menceritakan kembali 1 (satu) judul puisi
yang telah diberikan oleh panitia.
6. Apabila peserta yang nomor undiannya dipanggil 3 (tiga) kali berturut-
turut tidak tampil kertas mimbar/panggung, dianggap mengundurkan diri
dan dinyatakan gugur haknya sebagai peserta.
7. Peserta yang tengah menunggu gilirannya maupun yang telah selesai
gilirannya, supaya duduk ditempatnya masing-masing dengan tenang
agar tidak mengganggu kelancaran lomba yang sedang berjalan.
8. Peserta tidak diperkenankan melakukan sesuatu yang bersifat mengganggu
jalannya lomba.
9. Peserta wajib mematuhi, menaati dan melaksanakan peraturan serta
segala ketentuan yang ditetapkan atau dikeluarkan oleh panitia.
I. Naskah Puisi
SAPUTANGAN
Kau dating lalu pulang
Di sakuku tersimpan kembang
Yang kau jahit di lembar saputangan
Yang kuterima satu jam lalu
Cukuplah warna kembang
Mewakili lidah dan hatiku
Bila aku tak mampu berkata-kata
- kau katakana itu sebelum lalu –
Kupandangi saputangan berwarna ungu
Berhias kembang biru muda
Kau bisa ingat pertama kali kita jumpa
Aku mengenakan kaus ungu
Dan celana panjang warna biru muda
Aku tahu kau sangat menyukai
Warna itu, ucapmu lagi
Tapi sepulangmu
Saputangan itu telah kubikin layang-layang
Dan kini entah tersangkut di mana
Aku tak sedih seperti anak-anak
Ketika laying-layangnya putus,
Sebab aku sudah melupakannya
Seperti aku tak lagi mengingatmu
DIPO NEGORO
Dimasa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Didepan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah diatas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.
SEMANGAT
Kalau sampai waktuku
Kutahu tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu !
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih dan peri.
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
KRAWANG – BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berdegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami Cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kalaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Judul Puisi
- DIPONEGORO
- SAPUTANGAN
- SEMANGAT
- KRAWANG - BEKASI
Panitia :
1. Karyanto
2. Saparudin
3. Dra. Dian. P
4. Ratna
5. Sri Wismiatun
6. Agustina
7. Hesti
8. Yuliana
9. Eva Suryati
10. Ellya Repilita
Lomba Baca Puisi
About PERSIT -
Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.